Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 19 September 2014

Komponen Kehidupan yang Baik dalam Filsafat




RESUME
FILSAFAT PENDIDIKAN
KOMPONEN KEHIDUPAN YANG BAIK DALAM FISAFAT



OLEH :
1.     Annisa Muharramah      1200835
2.     Desi Ratna Sari              1200784
3.     Eriya Sinta Gemasih      1200833
4.     Fitri Handayani             1200786
5.     Gustika                          1200813
6.     Inka Widia Pratama       1200816
7.     Regina Monalisa            1200814
          8.     Ridha Fadila Putri              1200830
9.     Wahyu Putri Melati       1200800


PENDIDIKAN GURU  PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
2012


A.    Prinsip Dasar  Hidup yang Benar
Agar hidup kita bahagia, perlu kita miliki beberapa prinsip hidup:
1.      Menempatkan rasa aman dan harapan pada Tuhan.
2.      Kita harus memilki sasaran yang tepat dalam hidup.
3.      Kita juga perlu memiliki pola pikir yang benar.
4.      Berusahalah memahami orang lain dengan menempatkan diri kita sendiri pada posisi orang yang bersangkutan
5.      Apabila dinasehati janganlah melihat oleh siapa kita dinasehati dan bagaimana orang tersebut menasehati, tetapi perhatikan apa isi nasehat dan mengapa orang menasehati (jangan siapa dan bagaimana, lihat apa dan mengapa).
6.      Waktu tidak akan pernah berhenti, maka pergunakanlah sebaik-baiknya! Proyeksikanlah kegiatan-kegiatan kita dalam rencana-rencana, karena gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan.
7.      Jangan menyakiti orang lain jika kita sendiri tidak mau disakiti. Yang hina itu bukan orang yang dihina tapi orang yang menghina.
8.      Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara:
         Sehat sebelum sakit;
         Muda sebelum tua;
         Kaya sebelum miskin;
         Lapang sebelum sempit;
         Hidup sebelum Mati;
9.      Nikahilah wanita karena 4 perkara:
         karena harta bendanya,
         keturunannya,
         kecantikannya,
         agamanya.
Utamakanlah wanita yang taat kepada agamanya, niscaya kamu akan bahagia.
10.  Jaga jarak dengan orang/ hal-hal yang dapat mendatangkan madharat
11.  Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
12.  Dalam menjalani hidup kejarlah hal-hal yang pasti terjadi, insya Allah hal-hal yang mungkin terjadi dapat kita raih.
13.  Apabila kita menghadapi masalah yang penting dan masalah yang mendesak, selesaikanlah masalah yang mendesak terlebih dahulu, sebab hal yang penting belum tentu mendesak.
14.  Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. [Q.S. Alam Nasyrah: 5-7]
15.  Orang sukses mempunyai kebiasaan mengerjakan hal-hal yang tidak dikerjakan oleh orang-orang gagal. Mereka (orang-orang sukses) belum tentu suka mengerjakannya. Namun ketidaksukaan mereka tunduk pada kekuatan tujuan mereka.
16.  Orang yang berbakat gagal adalah orang yang mencari-cari alasan atas kegagalannya, sedangkan orang yang berbakat sukses adalah orang yang mencari alasan bagaimana bangkit dari kegagalannya.
17.  Janganlah kita melihat tokoh dalam mencari kebenaran, tetapi selamilah kebenaran itu sendiri niscaya kita akan mengetahui siapa tokoh di baliknya.
18.  Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS Al-Baqarah: 216]
19.  Perumpamaan orang yang bertakwa dalam bertingkah laku adalah seperti berjalan di jalan yang lurus namun banyak duri yang berserakan.
20.  Jangan biasakan berprasangka, sebab sebagian besar prasangka adalah dusta.
21.  Dalam berusaha lihatlah orang yang nasibnya lebih bagus dari kita (orang di atas kita), namun dalam hasil lihatlah orang yang nasibnya lebih buruk dari kita (orang di bawah kita).
22.  Hiduplah sesukamu tapi engkau pasti mati; berbuatlah sesukamu tapi pasti engkau dibalas (menurut perbuatanmu itu); cintailah siapa saja tapi engkau pasti akan berpisah dengannya.



B.   Pentingnya Kehidupan yang Benar bagi Kehidupan Manusia dan Pendidikan
Hidup dengan benar ditandai oleh pemilihan jalan yang benar. Seseorang yang menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaannya berdasarkan standar moral dan etika yang tinggi dapat menjadi inspirasi bagi kita. Tidak jarang kita berusaha mencontoh perilaku terpuji para tokoh panutan karena bagi kita mereka telah meletakkan standar menjalani kehidupan dengan benar. Seperti diungkapkan dalam Amsal 4:18-19, “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.”
Hidup dengan benar berarti setia berada pada jalan yang benar. Mereka yang sudah memutuskan untuk melakukan apa yang benar tidak terusik oleh hal-hal sepele atau menyimpang karena memilih jalan alternatif yang tampaknya lebih menggiurkan. Komitmen untuk hidup dengan benar menyebabkan mereka tetap berjalan di jalan yang sempit, dan tidak memilih jalan yang lebih menarik atau menguntungkan. Sebagaimana dicatat dalam Amsal 4:26-27, “Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.”
Hidup dengan benar membuahkan imbalan. Meski imbalan yang diterima tidak selalu merupakan hasil hubungan sebab-akibat – yaitu kita menerima imbalan yang baik sebagai hasil melakukan sesuatu yang benar – sering juga imbalan dari menjalankan hidup yang benar kita terima dalam wujud yang kelihatan. Di samping imbalan nyata, kita juga berkesempatan mengenyam perasaan bebas dari rasa bersalah, kepuasan karena pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan rasa hormat dari rekan sekerja sebagai “imbalan”. Hal ini ditulis dalam Amsal 21:21, “Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan”.
Hidup dengan benar tidak dibangun di atas dasar perasaan. Ungkapan masa kini berbunyi, “Jika Anda rasa baik, lakukan saja.” Emosi, tidak selalu dapat diandalkan. Emosi tak jarang memberi arahan yang keliru. Amarah dapat menyebabkan kita menyerang seseorang, dan itu bukan hal yang benar. Mungkin perasaan bahwa besar gaji yang kita terima tidak memadai itu benar, tetapi tidak berarti kita diperkenankan mencuri uang perusahaan. Amsal 16:25 mengingatkan: “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”
Dalam kehidupan manusia diperlukan pendidikan agar tercapai kehidupan yang benar dengan hal-hal yang harus dilakukan adalah:
1.      Memelihara kesucian diri baik jasmani maupun rohani
2.      Menanamkan disiplin baik terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarga
3.      Memelihara kerapian diri sebagai memperserasikan adanya disiplin pribadi dan keharmonisan pribadi.
4.      Bersikap tenang dan tidak terburu-buru.
5.      Menjaga keutuhan dan kebulatan serta kesinambungan dalam mewujudkan pembinaan konseptual nilai-nilai dan moral dalam kehidupan sehari-hari.

















Sumber :
Dessy. 2008. Prinsip Hidup 90%-10%. Beritanet.com
Robert Thamsy. 2005. Menemukan Resep untuk Hidup yang Benar. Monday Manna
Sadulloh, U. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. CV Alfabeta, Bandung.
Wakhudin dan Trisnahada. Filsafat Naturalisme. (Makalah) Bandung: PPS-UPI Bandung
Luluvikar. 2004. Apa Tujuan Hidupmu. http/google/tujuanhidup


Template by:
Free Blog Templates