RESUME
FILSAFAT PENDIDIKAN
KOMPONEN KEHIDUPAN YANG BAIK DALAM FISAFAT
OLEH :
1.
Annisa Muharramah 1200835
2.
Desi Ratna Sari 1200784
3.
Eriya Sinta Gemasih 1200833
4.
Fitri Handayani 1200786
5.
Gustika 1200813
6.
Inka Widia Pratama 1200816
7.
Regina Monalisa 1200814
8.
Ridha Fadila Putri 1200830
9.
Wahyu Putri Melati 1200800
PENDIDIKAN GURU
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
2012
A.
Prinsip Dasar Hidup yang Benar
Agar
hidup kita bahagia, perlu kita miliki beberapa prinsip hidup:
1. Menempatkan rasa aman dan harapan
pada Tuhan.
2. Kita harus memilki sasaran yang
tepat dalam hidup.
3. Kita juga perlu memiliki pola pikir
yang benar.
4. Berusahalah memahami orang lain
dengan menempatkan diri kita sendiri pada posisi orang yang bersangkutan
5. Apabila dinasehati janganlah melihat
oleh siapa kita dinasehati dan bagaimana orang tersebut menasehati, tetapi
perhatikan apa isi nasehat dan mengapa orang menasehati (jangan siapa dan
bagaimana, lihat apa dan mengapa).
6. Waktu tidak akan pernah berhenti,
maka pergunakanlah sebaik-baiknya! Proyeksikanlah kegiatan-kegiatan kita dalam
rencana-rencana, karena gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan.
7. Jangan menyakiti orang lain jika
kita sendiri tidak mau disakiti. Yang hina itu bukan orang yang dihina tapi
orang yang menghina.
8. Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara:
Sehat
sebelum sakit;
Muda
sebelum tua;
Kaya
sebelum miskin;
Lapang
sebelum sempit;
Hidup
sebelum Mati;
9.
Nikahilah wanita karena 4 perkara:
karena
harta bendanya,
keturunannya,
kecantikannya,
agamanya.
Utamakanlah wanita yang taat kepada
agamanya, niscaya kamu akan bahagia.
10. Jaga jarak dengan orang/ hal-hal
yang dapat mendatangkan madharat
11. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.
12. Dalam menjalani hidup kejarlah
hal-hal yang pasti terjadi, insya Allah hal-hal yang mungkin terjadi dapat kita
raih.
13. Apabila kita menghadapi masalah yang
penting dan masalah yang mendesak, selesaikanlah masalah yang mendesak terlebih
dahulu, sebab hal yang penting belum tentu mendesak.
14. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. [Q.S. Alam Nasyrah: 5-7]
15. Orang sukses mempunyai kebiasaan
mengerjakan hal-hal yang tidak dikerjakan oleh orang-orang gagal. Mereka
(orang-orang sukses) belum tentu suka mengerjakannya. Namun ketidaksukaan
mereka tunduk pada kekuatan tujuan mereka.
16. Orang yang berbakat gagal adalah
orang yang mencari-cari alasan atas kegagalannya, sedangkan orang yang berbakat
sukses adalah orang yang mencari alasan bagaimana bangkit dari kegagalannya.
17. Janganlah kita melihat tokoh dalam
mencari kebenaran, tetapi selamilah kebenaran itu sendiri niscaya kita akan
mengetahui siapa tokoh di baliknya.
18. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal
ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS
Al-Baqarah: 216]
19. Perumpamaan orang yang bertakwa
dalam bertingkah laku adalah seperti berjalan di jalan yang lurus namun banyak
duri yang berserakan.
20. Jangan biasakan berprasangka, sebab
sebagian besar prasangka adalah dusta.
21. Dalam berusaha lihatlah orang yang
nasibnya lebih bagus dari kita (orang di atas kita), namun dalam hasil lihatlah
orang yang nasibnya lebih buruk dari kita (orang di bawah kita).
22. Hiduplah sesukamu tapi engkau pasti
mati; berbuatlah sesukamu tapi pasti engkau dibalas (menurut perbuatanmu itu);
cintailah siapa saja tapi engkau pasti akan berpisah dengannya.
B.
Pentingnya Kehidupan yang Benar bagi
Kehidupan Manusia dan Pendidikan
Hidup dengan benar ditandai oleh
pemilihan jalan yang benar. Seseorang yang menjalani kehidupan pribadi dan
pekerjaannya berdasarkan standar moral dan etika yang tinggi dapat menjadi
inspirasi bagi kita. Tidak jarang kita berusaha mencontoh perilaku terpuji para
tokoh panutan karena bagi kita mereka telah meletakkan standar menjalani
kehidupan dengan benar. Seperti diungkapkan dalam Amsal 4:18-19, “Tetapi jalan
orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang
tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa
yang menyebabkan mereka tersandung.”
Hidup dengan benar berarti setia
berada pada jalan yang benar. Mereka yang sudah memutuskan untuk melakukan apa yang
benar tidak terusik oleh hal-hal sepele atau menyimpang karena memilih jalan
alternatif yang tampaknya lebih menggiurkan. Komitmen untuk hidup dengan benar
menyebabkan mereka tetap berjalan di jalan yang sempit, dan tidak memilih jalan
yang lebih menarik atau menguntungkan. Sebagaimana dicatat dalam Amsal 4:26-27,
“Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah
menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.”
Hidup dengan benar membuahkan
imbalan. Meski imbalan yang diterima tidak selalu merupakan hasil hubungan
sebab-akibat – yaitu kita menerima imbalan yang baik sebagai hasil melakukan
sesuatu yang benar – sering juga imbalan dari menjalankan hidup yang benar kita
terima dalam wujud yang kelihatan. Di samping imbalan nyata, kita juga
berkesempatan mengenyam perasaan bebas dari rasa bersalah, kepuasan karena
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan rasa hormat dari rekan sekerja
sebagai “imbalan”. Hal ini ditulis dalam Amsal 21:21, “Siapa mengejar kebenaran
dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan”.
Hidup dengan benar tidak dibangun di
atas dasar perasaan. Ungkapan masa kini berbunyi, “Jika Anda rasa baik, lakukan
saja.” Emosi, tidak selalu dapat diandalkan. Emosi tak jarang memberi arahan
yang keliru. Amarah dapat menyebabkan kita menyerang seseorang, dan itu bukan
hal yang benar. Mungkin perasaan bahwa besar gaji yang kita terima tidak
memadai itu benar, tetapi tidak berarti kita diperkenankan mencuri uang
perusahaan. Amsal 16:25 mengingatkan: “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi
ujungnya menuju maut.”
Dalam kehidupan manusia diperlukan
pendidikan agar tercapai kehidupan yang benar dengan hal-hal yang harus
dilakukan adalah:
1. Memelihara kesucian diri baik
jasmani maupun rohani
2. Menanamkan disiplin baik terhadap
diri sendiri maupun terhadap keluarga
3. Memelihara kerapian diri sebagai
memperserasikan adanya disiplin pribadi dan keharmonisan pribadi.
4. Bersikap tenang dan tidak
terburu-buru.
5. Menjaga keutuhan dan kebulatan serta
kesinambungan dalam mewujudkan pembinaan konseptual nilai-nilai dan moral dalam
kehidupan sehari-hari.
Sumber
:
Dessy.
2008. Prinsip Hidup 90%-10%. Beritanet.com
Robert Thamsy. 2005. Menemukan
Resep untuk Hidup yang Benar. Monday Manna
Sadulloh,
U. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. CV Alfabeta, Bandung.
Wakhudin dan Trisnahada. Filsafat
Naturalisme. (Makalah) Bandung: PPS-UPI Bandung
Luluvikar. 2004. Apa Tujuan
Hidupmu. http/google/tujuanhidup